Apa Saja Jenis Halusinasi yang Bisa Anda Alami?

Pengetahuan46 Dilihat
banner 468x60

REDAKSIGARUT.COM – Halusinasi bisa membuat seseorang merasakan sensasi yang sebenarnya tidak nyata. Setiap orang bisa merasakan efek yang berbeda, sesuai dengan jenis halusinasi yang dialaminya.

Supaya Anda lebih memahami dan awas terhadap efek halusinasi, simak informasi berikut.

Jenis-jenis halusinasi yang umum terjadi

Halusinasi merupakan sensasi palsu yang terjadi tanpa rangsangan dari luar. Kondisi ini membuat seseorang menyaksikan atau mengalami hal-hal yang tidak nyata.

Berbagai macam gangguan mental, seperti depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), skizofrenia, demensia, hingga penyakit Alzheimer merupakan penyebab halusinasi.

banner 336x280

Selain itu, halusinasi juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan, konsumsi alkohol yang berlebihan, atau kesedihan akibat kehilangan orang terdekat.

Seperti dijelaskan sebelumnya, halusinasi bisa dibedakan berdasarkan pancaindra yang terpengaruh. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis halusinasi.

1. Halusinasi pendengaran (auditori)

Mendengar suara bising, percakapan, atau musik yang tidak didengar orang lain adalah contoh paling umum dari halusinasi auditori.

Skizofrenia merupakan salah satu penyakit mental yang menyebabkan halusinasi pendengaran. Sekitar 70% orang dengan skizofrenia mengalami kondisi ini.

Mereka mengaku mendengar suara dua orang atau lebih yang bercakap-cakap dan berkomentar tentang dirinya.

Suara yang didengarkan bisa bernada positif, negatif, maupun netral. Suara ini mungkin juga mengajak untuk melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

2. Halusinasi penglihatan (visual)

Dibandingkan jenis halusinasi yang lain, halusinasi visual merupakan yang paling sering dialami oleh orang-orang dengan demensia.

Sinyal-sinyal visual bisa muncul dalam bentuk sederhana, seperti kilatan cahaya dan warna, atau yang lebih kompleks seperti orang, hewan, maupun situasi yang spesifik.

Sebagai contoh, halusinasi visual bisa membuat seseorang merasa ada orang lain di belakangnya. Padahal, tidak ada siapa-siapa dan orang lain pun tidak ada yang melihatnya.

Ketika melihat sebuah objek, awan atau rumah misalnya, pernahkah terlintas di pikiran Anda bahwa benda tersebut memiliki bentuk menyerupai wajah manusia? Jika pernah, fenomena ini dikenal dengan istilah pareidolia. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Perlukah mendapat penanganan medis? Apa itu pareidolia? Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis ketika seseorang dapat mengenali suatu bentuk, pola, atau objek tertentu (biasanya wajah).

3. Halusinasi penciuman (olfaktori)

Sering mencium bau muntahan, urine, feses, atau daging busuk secara tiba-tiba? Jika tidak ada orang lain yang mencium hal serupa, ini bisa menjadi tanda halusinasi olfaktori.

Kondisi yang juga dikenal dengan phantosmia ini memang lebih sering membuat seseorang mencium bau tidak sedap.

Pada umumnya, halusinasi penciuman disebabkan oleh kerusakan saraf pada bagian indra penciuman.

Kerusakan mungkin disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak, hingga paparan zat beracun atau obat-obatan. Selain itu, kondisi ini juga bisa dialami oleh pengidap epilepsi.

4. Halusinasi pengecapan (gustatori)

Jenis halusinasi lainnya ialah halusinasi gustatori atau sebuah persepsi yang salah mengenai rasa. Halusinasi gustatori lebih sering membuat seseorang merasakan rasa yang tidak enak.

Sebagai contoh, saat sedang ngopi, alih-alih merasakan sensasi pahit yang khas, Anda mungkin mengeluhkan rasa logam pada minuman. Padahal, orang lain yang minum kopi tersebut merasakan rasa kopi pada umumnya.

Melasir dari laman Cleveland Clinic, halusinasi gustatori cukup sering terjadi pada pasien epilepsi.

Baik delusi dan halusinasi terjadi saat otak merasakan atau memproses suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Keduanya sering disalahartikan sebagai suatu yang sama namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Yang satu adalah suatu gangguan mental yang serius, sedangkan yang lainnya merupakan suatu gejala dan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Apa itu delusi dan halusinasi? Delusi adalah jenis gangguan mental di mana penderitanya […]

5. Halusinasi sentuhan (taktil)

Halusinasi taktil merupakan persepsi atau sensasi palsu terkait kontak fisik atau gerakan di sekitar tubuh.

Anda mungkin merasa seperti ada semut yang berjalan pada permukaan kulit atau di bawahnya. Dalam dunia medis, halusinasi taktil disebut dengan formikasi.

Contoh lain dari halusinasi sentuhan yaitu perasaan tersetrum atau merasa disentuh seseorang, padahal Anda sedang sendiri.

6. Halusinasi temporer

Jenis halusinasi temporer kerap dialami oleh seseorang yang baru saja kehilangan orang terdekat.

Kesedihan yang mendalam bisa membuat seseorang stres bahkan depresi. Kondisi inilah yang membuat mereka mungkin mendengar suara maupun melihat orang yang sudah meninggal.

Sesuai namanya, halusinasi temporer biasanya berlangsung dalam waktu singkat. Kondisi ini akan menghilang begitu kesedihan karena kehilangan mulai mereda.

Halusinasi bisa mengganggu produktivitas orang yang mengalaminya maupun orang lain di sekitarnya. Inilah mengapa kondisi ini perlu diatasi dengan tepat.

Setiap orang mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda. Agar Anda mendapatkan perawatan yang tepat, jangan takut untuk berkonsultasi ke psikolog.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *