REDAKSIGARUT.COM – Sebagaimana kita tahu, unsur minyak dan air tidak bisa bersatu. Namun ini terjadi terhadap pertemuan antara dua air laut? Fenomena alam ini ternyata telah Allah SWT jelaskan dalam firmanNya.
Teluk Alaska sendiri berada di antara dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Teluk ini berada di ujung Samudera Pasifik, yang membentang dari Semenanjung Alaska ke Alexander Archipelago di ujung Samudera Pasifik.
Dalam gambar yang diambil Kent Smith, terlihat di tengah Teluk Alaska mempertemukan air dari Samudera Pasifik dan air dari Laut Bering.
Namun anehnya, kedua air laut yang bertemu tersebut tidak menyatu. Di Teluk Alaska, air dari Samudera Pasifik dan dari Laut Bering tidak menyatu.
Fenomena tersebut dalam Islam bisa dipahami sebagai ayat kauniyah, atau tanda-tanda Allah pada alam semesta.
Dan di dalam Al-Quran , fenomena bertemunya dua lautan telah diterangkan dalam Surat Ar-Rahman ayat 19-20 yang menyebutkan bahwa atas kuasa Allah, dua air laut bisa bertemu tanpa saling menyatu.
Adapun bunyi Surat Ar-Rahman ayat 19-20 adalah sebagai berikut:
مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.
Dalam Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim Tanthawi Jauhari menafsirkan “maraj al-bahrain” aliran air yang bertemu. Dua air tersebut adalah air laut yang asin dan air laut yang tawar rasanya. Keduanya tidak tidak saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Tantawi Jauhari, penyebab kedua lautan tersebut tidak saling bercampur satu sama lain dikarenakan adanya pembatas yang bersifat illahiyah. Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya al-Tahrir wa al-Tanwir menguraikan pendapat bahwa yang dimaksud dengan al-bahrain adalah Sungai Eufrat di Irak dan teluk Persia di pantai Basrah serta di lokasi pantai Bahrain.
Kemungkinan lain menurut Ibnu Asyur adalah dua laut yang dikenal ketika wahyu diturunkan, yaitu berlokasi di Laut Merah dan Laut Oman. Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghayb menafsirkan “marajal bahrain” sebagai dua air laut yang bertemu dan berdampingan.
Karena pada dasarnya memang secara karakteristik air yang berdampingan pasti bercampur, hanya saja yang pencampuran tersebut dicegah oleh Allah.
Waallahu A’alam Bisshowab